
Ketika perusahaan asuransi menyiapkan perhitungan transisi untuk PSAK 117, Perusahaan mungkin tidak dapat menggunakan pendekatan fully retrospective atau modified retrospective karena ketidakcukupan data untuk mendukung perhitungan tersebut. Dalam skenario ini, Perusahaan dapat menggunakan Fair Value Approach. KKA GD akan memperkenalkan pendekatan ini secara singkat, mengidentifikasi metode praktis yang kami rekomendasikan sambil menjabarkan beberapa kendala yang ditemukan dalam beberapa klien yang kami bantu dalam perjalanan mereka menggunakan Fair Value Approach.
Fair Value adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset (atau dibayarkan untuk transfer kewajiban) dalam transaksi antara para pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Kami menentukan Fair Value untuk suatu portfolio sehingga kami dapat mengukur contractual service margin (atau loss component) berdasarkan PSAK117 pada tanggal transisi.
Terdapat tiga kemungkinan pendekatan: market, cost dan income.
Pendekatan income, khususnya pendekatan nilai sekarang dari distributable earnings, adalah metode pilihan kami untuk digunakan dalam menentukan Fair Value.
Namun, kami telah mengidentifikasikan bahwa beberapa Perusahaan di industri mencoba menggunakan pendekatan yang disederhanakan, untuk menentukan Fair Value. Pendekatan tersebut adalah:
Value of in-force business (VIF), di mana VIF didefinisikan sebagai ekspektasi profit di masa yang akan datang dari bisnis in-force.
Economic Capital Technical Provisions, yang terdiri dari penjumlahan BEL dan Margin Risiko.
Kami memahami daya tarik pendekatan yang disederhanakan tersebut, tetapi pendekatan tersebut mengandung beberapa kekurangan yang sulitdipertahankan saat proses audit. Misalnya:
VIF menyatakan laba selama jangka waktu produk tersedia untuk didistribusikan segera. Kita tahu ini tidak benar. Memang, PSAK 117 telah memperkenalkan CSM dan RA yang akan merilis laba saat keduanya habis. VIF mengabaikan metrik PSAK 117 yang baru ini. VIF juga mengabaikan untuk mempertimbangkan persyaratan modal regulasi yang harus dipenuhi.
Dengan menggunakan Technical Provisions (TP), kita mencampur aturan kebutuhan modal dalam laporan keuangan. Jika TP digunakan sebagai nilai FV, ada kecenderungan akan lebih rendah dari FV yang sebenarnya. Misalnya, tidak ada asumsi yang eksplisit untuk profit margin.
Sebaliknya, seperti yang disebutkan, kami merekomendasikan distributable earnings approach. Pendekatan ini mengkonversi arus kas yang dapat didistribusikan di masa yang akan datang menjadi single discounted amount. Pendekatan ini menghasilkan nilai inheren bisnis bagi pemiliknya. Pengukuran FV mencerminkan ekspektasi pasar saat ini tentang profil distributed earnings di masa mendatang yang akan diambil tersebut – baik dalam jumlah maupun waktu.
Kami telah berhasil melakukan perhitungan Fair Value untuk sejumlah klien di berbagai pasar di seluruh dunia dan siap mendukung perusahaan lain di setiap tahapan proses ini.
Comments